Dilema Karir Ibu Rumah Tangga
Rasanya masih kemarin, aku duduk di sudut ruang guru, asyik mengoreksi tumpukan kertas ulangan dan Lembar Kerja Siswa (LKS) Sekolah Menengah Atas dengan ditemani segelas kopi dan sebungkus camilan. Atau memasuki kelas anak usia dini disambut dengan gegap gempita teriakan dari anak-anak yang lucu dan menggemaskan. Atau duduk didepan layar netbook menulis surat menyurat atau mengentri data dengan gunungan map-map berisikan ratusan lamaran kerja. Yaa...itulah yang kuingat ketika bekerja, rasanya asyik ketika harus berkutat dengan segala kesibukan pekerjaan disekolah atau kantor. Dan tak kalah asyiknya menemani hamlan bermain lego atau mobil(an), melihat hamlan makan lahap ketika aku menyuapinya, meladeni berbagai kemauan yang diutarakan dengan susunan kata-kata yang masih cadel. Dan jujur aku suka semua momen yang kusebutkan tadi...memasuki dunia buah hati yang sedang tahap perkembangannya.
Tulisan ini didedikasikan untuk diriku dan ibu yang sedang dilema antara jenjang karir atau menjadi ibu rumah tangga dan new mom yang harus mengikuti suami untuk berdomisili disuatu tempat dan jauh dari keluarga, seperti aku...huhuhu. Dan 3 tahun menikah, selama 3 tahun itu pula aku masuk dan keluar kerja tak ada yang bertahan dengan aman dan sentosa, hihi...ketika memasuki dunia karir, memang tak ada kata toleransi untuk urusan keluarga, ketika berada disekolah dan dikantor. dengan latar belakang ibuku yang bekerja full time dikesehariannya dari matahari bersinar lebih awal hingga akhir matahari bersinar, memang ibuku selalu berkata, 'kaa...yang namanya perempuan itu pasti dilema antara kerja atau tinggal dirumah aja, apalagi posisinya sepertimu, untung-untungan dapet pengasuh yang cocok, tapi ketika kamu bekerja kaa kamu lebih bisa mandiri...jadi ketika butuh tas atau sekedar sepatu kamu bisa beli tanpa liat harga, contoh mama deh....' ujar ibuku. Well, setelah ditelaah secara seksama memang terbukti benar, karena selama bekerja aku memang lebih mandiri...dan asyik memilih baju yang kusuka, tas yang oke, atau sekedar lipstik dan bedak yang kubeli tanpa harus merasa 'guilty' karena uangnya memang hasil jerih payah sendiri.
Memang dari awal aku sudah tahu rasanya merasakan uang sendiri dengan uang yang diberikan orang tua atau suami, bedaaaaa bangetlah...semenjak SMA, aku sudah terbiasa menjajakan aksesoris atau pakaian ke rekan atau adik tingkat disekolah (gengsi??gak bangetlah...gak dapet duit kalo gengsi, hehe), atau menjadi seorang penyiar radio kampus, kuliah nyambi mengajar disekolah juga oke-oke punyalah....tapi itu semua menjadi berbeda ketika aku menikah dan memiliki buah hati, setiap langkah yang kuambil didalamnya pasti ada ridho suami dan nama anakku tercantum, tak cocok dengan jadwal kerja dengan tumbuh kembang anak dan jam kerja suami, langsung secara otomatis aku mengalah..., tidak pernah terbetik menyesal atau perasaan yang lain, yang ada hanyalah... applying job soon as soon possible and wouldn't being full time, whehehe...
Ternyata banyak yang harus dipertimbangkan oleh bunda saat buah hati lahir..., mungkin aku bisa membuat beberapa point yang membantu bunda mengatasi bunda yang akan menjalani karir di luar rumah...
1. ASI ekslusif vs susu formula
ketika kita memutuskan menjadi ibu rumah tangga, dilema ini tak dirasakan oleh bunda...namun, ketika kita memutuskan berkarir di luar rumah...maka, ini akan menjadi bahan pertimbangan bunda, bila bunda pro ASI maka harus tahan ribet untuk memerah ASI dan menyimpannya dilemari pendingin, dan menjalani berbagai prosesnya hingga ASI masuk kedalam mulut sang buah hati. untuk bunda yang berfikiran praktis, maka susu formula akan menjadi solusi...
ada plus minus diantara ASI dan susu formula, dengan ASI bunda akan lebih menghemat pengeluaran bulanan namun akan sedikit kerepotan dalam menjalani langkah tampung ASI hingga masuk ke mulut buah hati, dan mempersiapkan alat perah ASI yang lumayan mahal (tapi buat buah hati...pasti yang terbaiklah...), mungkin bagi yang sedang hamil bisa didiskusikan oleh suami bagaimana ke depannyaa...
bila memilih susu formula, akan sangat praktis buat bunda tanpa harus memikirkan langkah tampung ASI, namun ketika gajian di awal bulan bunda harus memasukkan susu formula ke dalam daftar belanja bulanan bunda, karena yang pasti akan sangat terasa menguras kocek ketika hari gajian datang...hehehe
2. Pengasuh bayi (nanny)
ketika pengasuhan buah hati jatuh pada ibu sendiri atau ibu mertua, itu tak masuk dalam daftar tulisanku...karena bunda tak akan dilema sebesar dilema bunda yang jauh dari keluarga (seperti aku, jauh sekali........hiks!)
peran pengasuh bayi ini sangat penting, karena nantinya akan menggantikan peran bunda selama bunda bekerja dikantor. kalo gaji bunda perbulan mencapai 4-5juta maka, gag perlu bingung karena banyak tersedia jasa pengasuh bayi dari yayasan penyalur pembantu rumah tangga (PRT), namun, yang perlu ditekankan bunda harus memiliki banyak referensi agar benar-benar tahu mana penyalur yang benar-benar berkualitas, tanpa harus khawatir pengasuh akan membawa buah hati kita kabur seperti modus yang marak terjadi sekarang...(hadeuh....), anak adalah titipan tuhan yang mesti benar-benar dijaga...maka dalam memilih pengasuh juga perlu teliti dalam segala hal.
untuk gaji yang pas-pasan seperti aku...*nyengir*, 1-2juta...yah, nyari-nyari tetangga sekitar yang benar-benar mau mengurus buah hati kita bukan hanya melihat rupiah yang akan kita keluarkan. susah-susah gampang karena nantinya kita akan banyak berhubungan dengan kebiasaan pengasuh sehari-hari di rumahnya. banyak melibatkan keluarganya...dan melibatkan hati untuk itu. maka disarankan buat bunda, benar-benar diseleksi dimulai dari kebiasaan, keluarga, dan pola asuh pada anak kandungnya. kalo masih ada hubungan saudara malah bisa jadi pertimbangan bunda...hanya saja aspek lainnya perlu diperhatikan demi tumbuh kembang si buah hati. biasanya, pengasuh tak mau repot dan ambil pusing, maka bunda harus siap diapers, makanan kemasan khusus bayi, dan yang berhubungan dengan kepraktisan. karena sebaik-baik pengasuh adalah bunda yang melahirkan...tapi bila digantikan peran kita oleh pengasuh maka perlu perhatian kita, jangan asal main asuh...kita perlu perhatikan segala aspek pengasuhannya...karena kita adalah tetap bunda dari buah hati kita.
3. Budget (dana yang harus dikeluarkan)
ini pembahasan penting yang harus dibahas oleh bunda dan suami jauh-jauh hari sebelum buah hati lahir...karena jangan sampai uang yang bunda keluarkan melebihi gaji bulanan bunda, jadi saat bunda bekerja terasa sia-sia bila setiap bulannya pengeluaran bunda untuk buah hati menjadi minus tanpa sisa untuk ditabung. akan lebih baiknya bunda sendiri yang mengatur budget yang akan dikeluarkan dan benar-benar harus disesuaikan dengan pemasukan bulanan bunda, kita mesti bunda yang cerdas dong buat keluarga kita...okeh?
4. Waktu bekerja
jangan mentang-mentang semua teratasi dengan adanya peran pengganti buah hati, kita lantas mengabaikan tumbuh kembang anak...kenapa aku masukkan point ini menjadi bahan pertimbangan?, karena meninggalkan buah hati kita untuk bekerja maka kita memiliki konsekuensi yang harus kita tanggung dengan berkurangnya waktu kita, kita akan melewatkan beberapa momen yang mungkin sulit terulang dimasa tumbuh kembangnya...hiks!
disini perlu peran cerdas kita sebagai ibu, agar tak kehilangan waktu bermain atau meluangkan waktu dengan buah hati. karena biasanya tenaga dan fikiran kita sudah terkuras habis dengan pekerjaan yang kita geluti. untuk hal ini bunda yang putuskan caranya....^___*
Dengan memutuskan menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir, itu pilihan bunda...namun bila bunda memutuskan menjadi pekerja diluar rumah...maka poin diatas yang aku tulis semoga bisa menjadi bahan pertimbangan bunda, karena kita yang menjalankan rumah tangga maka kita yang tahu bagaimana kita mengatur semuanya agar semua berjalan seimbang...dan harmonis, semoga apapun yang kita putuskan ke depan semua mendapat restu dan dukungan dari suami bunda tercintaa...karena restu dan dukungan suami akan membuat kita menjadi ringan menjalankannya ketika semua terasa berat.
Tulisan ini didedikasikan untuk diriku dan ibu yang sedang dilema antara jenjang karir atau menjadi ibu rumah tangga dan new mom yang harus mengikuti suami untuk berdomisili disuatu tempat dan jauh dari keluarga, seperti aku...huhuhu. Dan 3 tahun menikah, selama 3 tahun itu pula aku masuk dan keluar kerja tak ada yang bertahan dengan aman dan sentosa, hihi...ketika memasuki dunia karir, memang tak ada kata toleransi untuk urusan keluarga, ketika berada disekolah dan dikantor. dengan latar belakang ibuku yang bekerja full time dikesehariannya dari matahari bersinar lebih awal hingga akhir matahari bersinar, memang ibuku selalu berkata, 'kaa...yang namanya perempuan itu pasti dilema antara kerja atau tinggal dirumah aja, apalagi posisinya sepertimu, untung-untungan dapet pengasuh yang cocok, tapi ketika kamu bekerja kaa kamu lebih bisa mandiri...jadi ketika butuh tas atau sekedar sepatu kamu bisa beli tanpa liat harga, contoh mama deh....' ujar ibuku. Well, setelah ditelaah secara seksama memang terbukti benar, karena selama bekerja aku memang lebih mandiri...dan asyik memilih baju yang kusuka, tas yang oke, atau sekedar lipstik dan bedak yang kubeli tanpa harus merasa 'guilty' karena uangnya memang hasil jerih payah sendiri.
Memang dari awal aku sudah tahu rasanya merasakan uang sendiri dengan uang yang diberikan orang tua atau suami, bedaaaaa bangetlah...semenjak SMA, aku sudah terbiasa menjajakan aksesoris atau pakaian ke rekan atau adik tingkat disekolah (gengsi??gak bangetlah...gak dapet duit kalo gengsi, hehe), atau menjadi seorang penyiar radio kampus, kuliah nyambi mengajar disekolah juga oke-oke punyalah....tapi itu semua menjadi berbeda ketika aku menikah dan memiliki buah hati, setiap langkah yang kuambil didalamnya pasti ada ridho suami dan nama anakku tercantum, tak cocok dengan jadwal kerja dengan tumbuh kembang anak dan jam kerja suami, langsung secara otomatis aku mengalah..., tidak pernah terbetik menyesal atau perasaan yang lain, yang ada hanyalah... applying job soon as soon possible and wouldn't being full time, whehehe...
Ternyata banyak yang harus dipertimbangkan oleh bunda saat buah hati lahir..., mungkin aku bisa membuat beberapa point yang membantu bunda mengatasi bunda yang akan menjalani karir di luar rumah...
1. ASI ekslusif vs susu formula
ketika kita memutuskan menjadi ibu rumah tangga, dilema ini tak dirasakan oleh bunda...namun, ketika kita memutuskan berkarir di luar rumah...maka, ini akan menjadi bahan pertimbangan bunda, bila bunda pro ASI maka harus tahan ribet untuk memerah ASI dan menyimpannya dilemari pendingin, dan menjalani berbagai prosesnya hingga ASI masuk kedalam mulut sang buah hati. untuk bunda yang berfikiran praktis, maka susu formula akan menjadi solusi...
ada plus minus diantara ASI dan susu formula, dengan ASI bunda akan lebih menghemat pengeluaran bulanan namun akan sedikit kerepotan dalam menjalani langkah tampung ASI hingga masuk ke mulut buah hati, dan mempersiapkan alat perah ASI yang lumayan mahal (tapi buat buah hati...pasti yang terbaiklah...), mungkin bagi yang sedang hamil bisa didiskusikan oleh suami bagaimana ke depannyaa...
bila memilih susu formula, akan sangat praktis buat bunda tanpa harus memikirkan langkah tampung ASI, namun ketika gajian di awal bulan bunda harus memasukkan susu formula ke dalam daftar belanja bulanan bunda, karena yang pasti akan sangat terasa menguras kocek ketika hari gajian datang...hehehe
2. Pengasuh bayi (nanny)
ketika pengasuhan buah hati jatuh pada ibu sendiri atau ibu mertua, itu tak masuk dalam daftar tulisanku...karena bunda tak akan dilema sebesar dilema bunda yang jauh dari keluarga (seperti aku, jauh sekali........hiks!)
peran pengasuh bayi ini sangat penting, karena nantinya akan menggantikan peran bunda selama bunda bekerja dikantor. kalo gaji bunda perbulan mencapai 4-5juta maka, gag perlu bingung karena banyak tersedia jasa pengasuh bayi dari yayasan penyalur pembantu rumah tangga (PRT), namun, yang perlu ditekankan bunda harus memiliki banyak referensi agar benar-benar tahu mana penyalur yang benar-benar berkualitas, tanpa harus khawatir pengasuh akan membawa buah hati kita kabur seperti modus yang marak terjadi sekarang...(hadeuh....), anak adalah titipan tuhan yang mesti benar-benar dijaga...maka dalam memilih pengasuh juga perlu teliti dalam segala hal.
untuk gaji yang pas-pasan seperti aku...*nyengir*, 1-2juta...yah, nyari-nyari tetangga sekitar yang benar-benar mau mengurus buah hati kita bukan hanya melihat rupiah yang akan kita keluarkan. susah-susah gampang karena nantinya kita akan banyak berhubungan dengan kebiasaan pengasuh sehari-hari di rumahnya. banyak melibatkan keluarganya...dan melibatkan hati untuk itu. maka disarankan buat bunda, benar-benar diseleksi dimulai dari kebiasaan, keluarga, dan pola asuh pada anak kandungnya. kalo masih ada hubungan saudara malah bisa jadi pertimbangan bunda...hanya saja aspek lainnya perlu diperhatikan demi tumbuh kembang si buah hati. biasanya, pengasuh tak mau repot dan ambil pusing, maka bunda harus siap diapers, makanan kemasan khusus bayi, dan yang berhubungan dengan kepraktisan. karena sebaik-baik pengasuh adalah bunda yang melahirkan...tapi bila digantikan peran kita oleh pengasuh maka perlu perhatian kita, jangan asal main asuh...kita perlu perhatikan segala aspek pengasuhannya...karena kita adalah tetap bunda dari buah hati kita.
3. Budget (dana yang harus dikeluarkan)
ini pembahasan penting yang harus dibahas oleh bunda dan suami jauh-jauh hari sebelum buah hati lahir...karena jangan sampai uang yang bunda keluarkan melebihi gaji bulanan bunda, jadi saat bunda bekerja terasa sia-sia bila setiap bulannya pengeluaran bunda untuk buah hati menjadi minus tanpa sisa untuk ditabung. akan lebih baiknya bunda sendiri yang mengatur budget yang akan dikeluarkan dan benar-benar harus disesuaikan dengan pemasukan bulanan bunda, kita mesti bunda yang cerdas dong buat keluarga kita...okeh?
4. Waktu bekerja
jangan mentang-mentang semua teratasi dengan adanya peran pengganti buah hati, kita lantas mengabaikan tumbuh kembang anak...kenapa aku masukkan point ini menjadi bahan pertimbangan?, karena meninggalkan buah hati kita untuk bekerja maka kita memiliki konsekuensi yang harus kita tanggung dengan berkurangnya waktu kita, kita akan melewatkan beberapa momen yang mungkin sulit terulang dimasa tumbuh kembangnya...hiks!
disini perlu peran cerdas kita sebagai ibu, agar tak kehilangan waktu bermain atau meluangkan waktu dengan buah hati. karena biasanya tenaga dan fikiran kita sudah terkuras habis dengan pekerjaan yang kita geluti. untuk hal ini bunda yang putuskan caranya....^___*
Dengan memutuskan menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir, itu pilihan bunda...namun bila bunda memutuskan menjadi pekerja diluar rumah...maka poin diatas yang aku tulis semoga bisa menjadi bahan pertimbangan bunda, karena kita yang menjalankan rumah tangga maka kita yang tahu bagaimana kita mengatur semuanya agar semua berjalan seimbang...dan harmonis, semoga apapun yang kita putuskan ke depan semua mendapat restu dan dukungan dari suami bunda tercintaa...karena restu dan dukungan suami akan membuat kita menjadi ringan menjalankannya ketika semua terasa berat.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar