Mencari Jodoh Lewat Internet
Memang tidak mudah mencari pasangan hidup di zaman modern seperti sekarang dimana banyak orang cakep, pintar dan baik hati tinggal di rumah dan memilih bersosialisasi lewat dunia maya. Jika mereka keluar rumah pun biasanya kejebak macet atau lembur di kantor. Sayang sekali. Makanya tidak heran kalau banyak yang berat jodoh, belum ketemu cinta walau usia diambang senja.“Bagaimana kalau mencoba cari jodoh lewat di internet?” usul saya pada seorang teman.
“Oh tidak Nancy! Itu cara yang tidak baik. Saya percaya Tuhan sudah menyediakan pasangan hidup yang tepat kok.”
Barangkali ini adalah ide yang buruk buat wanita bermartabat seperti teman saya itu. Dan saya pun harus tutup mulut sebelum dikira pendeta sekuler atau liberal.
Memang Tuhan suka bekerja dengan cara yang unik. Saya sendiri bertemu jodoh di Korea dengan satu-satunya laki-laki Indonesia yang saya kenal dekat saat itu. Kami tidak berpacaran lama sebelum memutuskan untuk menikah karena kami banyak persamaannya. Bukan hanya satu bangsa tapi juga satu kampung halaman. Satu iman dan satu visi. Diutus oleh gereja yang sama, satu kelas di Seminary, satu kelas di SMA, bahkan tinggal di satu lingkungan (tetangga) waktu kanak-kanak. Perbedaan mencolok kami hanyalah di postur tubuh karena ia jauh lebih tinggi dan jauh lebih berat.
Meski yakin ini adalah cara Tuhan mempertemukan kami tapi saya tidak percaya bahwa Tuhan selalu memakai cara ini untuk mempertemukan dua insan. Jadi buat yang belum bertemu jodoh padahal usianya sudah kepepet, inilah solusi yang saya pikirkan.
Pernah juga saya google biro-biro jodoh ini, sekedar iseng. Di antaranya ada biro jodoh Kristen yang teguh memegang prinsip Alkitabiah. Mereka hanya menerima anggota yang single dan tidak pernah bercerai. Jika demikian banyak orang Amerika yang single tidak masuk kategori ini karena angka perceraian di Amerika telah mencapai 50%. Demikian juga mereka yang berasal dari kalangan Kristen Protestant, dimana toleransi terhadap perceraian sangat tinggi.
Jadi ini bukan sesuatu yang main-main atau untuk coba-coba. Yang menjadi pertanyaan sebenarnya apakah bertemu jodoh lewat dunia maya ini menjamin kelanggengan pasangan suami istri? Karena tidak mudah mencari orang yang cocok tanpa masa perkenalan yang memadai. Apalagi kalau bicara pernikahan antar bangsa, antara dua pasangan yang sama sekali berbeda latar belakang, bahasa, budaya, kebiasaan, selera, tata cara dan nilai-nilai. Yang bisa menjawab ini tentu mereka yang sudah melewatinya, bukan saya.
Bicara soal etis atau nggak, punya iman atau tidak, kebelet, nggak punya ide, nggak laku, malu-maluin, sebenarya tergantung dari persepsi masing-masing. Memangnya di Surga ada internet connection sehingga Tuhan bisa memantau traffic biro jodoh online ini sambil sesekali campur tangan agar jangan ada yang salah pilih? Inipun jawabannya sama dengan yang mencari jodoh secara offline. Walau Tuhan adalah match maker agung, menyediakan yang terbaik buat kita tapi tetap saja manusia bisa memilih. Tapi jangan berpikir bahwa Tuhan terlalu kuno sehingga nggak ngerti technologi dan memakainya untuk mewujudkan rencana-rencanaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar