Rabu, 08 April 2015

Mengencani Wanita di Atas 30 Tahun


Saat ini, rasio global jumlah pria dibanding wanita adalah 1.07 : 1 atau ada 107 pria untuk 100 wanita. Tapi, data justru menunjukkan kalau terjadi ketimpangan pada golongan usia menikah. Ketimpangan ini menyebabkan beberapa negara mulai menemui kesulitan dalam segi demografi dengan penyebab yang berbeda-beda, seperti perang di masa lalu, kondisi sosio-budaya, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya. Contohnya yang sedang terjadi di Rusia, China, Jepang, India, atau Amerika Serikat. Dan permasalahan tersebut tidak berhenti sampai di situ saja karena kemudian merambat menjadi masalah ekonomi, sosial, kriminalitas, dan lain-lain.
Salah satu akibatnya adalah banyaknya wanita berusia di atas 30 tahun yang masih melajang, bahkan jomblo. Sepuluh tahun yang lalu di Indonesia, mungkin golongan ini akan dicemooh orang-orang di sekitarnya, bahkan tak jarang oleh keluarganya sendiri, tapi besarnya jumlah mereka saat ini tak lagi membuat orang langsung berpikiran negatif terhadap kelompok tersebut.
Nah, guys, berbeda dengan junior-juniornya , rasanya Anda perlu tahu beberapa hal saat mengencani para wanita yang usianya sudah melampaui kepala tiga.
1. Pertama, cari tahu dulu apa alasannya masih menjomblo
Kalau ditanya (dan mereka mau menjawab), pasti akan ada seribu satu alasan, dari alasan profesional sampai personal; pernah dilanda kasus patah hati parah, sibuk mengejar karier, tak ingin punya anak, masih ingin bebas 'berpetualang', belum ketemu yang pas, sudah keenakan jomblo, dan seterusnya. Akan butuh kerja keras untuk menaklukkan wanita begini, jadi Anda harus punya pengertian dan kesabaran ekstra. Lagipula, kalau berasumsi Anda sendiri sebaya atau lebih tua darinya, kenapa Anda juga masih menjomblo?
2. Romantisme memang perlu, tapi bukan lagi yang utama
Masih sama dengan zaman 50 tahun yang lalu, alasan utama wanita Indonesia berkencan adalah dengan tujuan menikah dan settle down. Tapi, karena usia yang sudah nyaris melewati 'masa jaya', banyak wanita yang lantas memilih untuk berpikiran praktis. Eits, jangan salah! Dia tetap butuh cinta dan perhatian, malah kadang dengan porsi yang lebih besar dari mereka yang di bawah usia 30 tahun. Tapi, kebutuhan ini sebaiknya dipenuhi dengan cara yang berbeda. Intinya, baginya romantisme itu tidak harus mahal atau romantis menurut ukuran novel, yang lebih penting adalah usaha dan makna dari tindakan Anda.
Misalnya, daripada buang-buang uang dengan mengirimi bunga mawar nan semerbak dan cokelat mahal ke kantornya (yang bisa berujung sang kekasih kesal karena jadi bahan bercandaan rekan-rekannya), dia akan lebih senang bila Anda menyempatkan diri untuk datang menemuinya langsung walau hanya untuk makan malam singkat di warung pinggir jalan. Dia juga akan bahagia bila Anda bela-belain menemaninya nonton film aktor kesayangannya meski bukan tipe film favorit Anda. Atau duduk berjam-jam di suatu tempat sekadar menemaninya menangis meski tanpa Anda bicara banyak.
3. Banyak dari mereka masih tinggal bersama keluarganya
Kelompok wanita ini umumnya agak old-school, apalagi orangtuanya. Alhasil banyak dari mereka yang masih tinggal bersama keluarga. Walau masih dalam taraf PDKT, usahakan untuk mampir sebentar dan memperkenalkan diri pada bakal camer. Jangan khawatir kalau berbasa-basi dengan anggota keluarganya lantas berarti Anda mau serius dan akan meminang si dia dalam waktu dekat. Cuma akan menambah nilai plus Anda di matanya, juga pada pandangan seluruh keluarganya.
Yah, kalau memang mau cari muka sedikit, cari tahu cemilan favorit keluarganya dan bawakan seporsi yang masih fresh ketika mau menjemput si dia kencan. Atau ajak ngobrol adiknya yang punya hobi sama dengan Anda. Oh, atau misalnya ada keponakan si dia di dalam rumah, ajak si adik kecil ngobrol dan bercanda, lalu sesekali bawakan hadiah kecil. Kalau pun Anda memang nekad mau melamar dalam waktu dekat, pasti langsung disetujui, deh!
4. Berusahalah untuk mengenal teman-teman gengnya
Jomblo dan belum menikah tidak berarti para wanita ini sendirian, lho. Mereka biasanya punya geng, kelompok beranggotakan para wanita sesama jomblo yang berkumpul karena punya hobi yang sama atau mungkin dulunya kuliah di kampus yang sama. Dalam kelompok ini mereka akan saling curhat, saling mendukung, dan saling membantu. Tak jarang mereka punya jadwal tetap untuk hang out, punya grup online chat, bikin rencana nonton bareng, traveling beramai-ramai, dan sebagainya. Alih-alih melarang untuk tetap nge-geng, biarkan si dia tetap bergaul dengan teman-temannya. Hanya saja, usahakan untuk tidak me-NUNTUT-nya untuk mengurangi frekuensinya, tapi MINTA-lah padanya untuk memberi waktu lebih bagi Anda. Lumayan juga, lho, Anda bisa terhindar dari keharusan mendengar SEMUA curhatannya.
Cara lain untuk menunjukkan Anda tak keberatan dengan gengnya adalah dengan merelakan diri mengantar-jemput dia hang out. Kalau tidak takut dikelilingi banyak wanita sekaligus, sekalian saja temui gengnya dengan alasan menjemput dan perkenalkan diri ala kadarnya, baru cepat-cepat seret si dia pergi. Satu kali saja cukup, kok: cukup memberikan impresi menyenangkan bagi keluarga dan teman-teman gengnya, terutama bagi si yayang sendiri.
5. Hargai kebebasan, karier, hobi, dan kegiatan mereka
Wanita lajang di atas usia 30 tahun biasanya sudah mapan dan mandiri. Pride-nya pun tinggi. Biasa pergi ke mana-mana sendirian dan mengambil keputusan sendirian, yakin dengan pilihan kariernya, mudah tenggelam dalam hobi, punya segudang kegiatan di luar pekerjaan, sudah mulai menapaki mimpi masa depannya. Lebih mandiri lagi jika dia terbiasa tinggal sendirian, entah karena tempat kuliah atau kerjanya jauh dari rumah orangtua atau karena orangtuanya sudah tiada. Ketika memutuskan untuk menjalin hubungan dengan wanita berharga diri tinggi begini, jangan serta-merta ingin menggunting benang-benang marionetnya. Bisa-bisa dia malah kabur.
Salah satu sisi positif dari para wanita ini adalah mayoritas sudah bisa menguasai emosi. Drama penuh cucuran air mata ala sinetron atau ngambek ala ABG hanya akan mereka pakai sebagai senjata pamungkas di detik-detik terakhir. Diskusikan dengan kepala dingin tentang harapan Anda terhadap satu sama lain; apa yang ingin dikurangi, apa yang ingin ditambah, apa yang ingin dihilangkan. Pokoknya, cari titik tengah agar kedua belah pihak sama-sama enak!
6. Sebagian dari mereka masih 'lugu'
Mungkin ini yang paling membedakan dengan para wanita di bawah usia mereka. Tak bisa dipungkiri kalau sebagian wanita besar lajang sekarang, terutama di kota-kota besar, telah mengenal seks. Bahkan bukan hal aneh seseorang mengakui sexually active pada teman-teman dekatnya. Tapi, guys, tunggu dulu! Pada zaman si yayang ABG, seks sebelum menikah itu masih termasuk barang langka. Jadi, ada kemungkinan kalau si dia TAHU tentang seks, tapi belum pernah merasakannya. Ibaratnya, teori cum laude, praktik nol. Atau yang lebih parah, teori pun tak tahu karena pacaran satu kali pun tidak pernah!
Yah, di satu sisi, Anda beruntung bisa jadi yang nomor satu. Tapi, di sisi lain, jadi 'Yang Pertama' itu bebannya berat, cuuuy... Anda harus bisa membaca tanda-tanda darinya dengan benar. Bisa jadi, pasangan memang berbakat flirting secara alami, tapi tak berniat men-deal-kan permainan sampai hari H. Yang harus Anda ingat, kalau kekasih keukeuh belum mau memberi, hargai keputusannya dan tahan diri sampai resmi ber-honey moon ria. Andai dia memberi lampu hijau pun, siap-siap mental kalau dia jadi kelewat lengket dan tergantung pada Anda. Kayak makan buah simalakama...
7. Atau sebaliknya, hati-hati kalau si dia ternyata Sang Predator!
Usia di atas 30 tahun bisa juga berarti dia sudah banyak makan garam dunia alias sangat berpengalaman. Terbalik dari mereka yang masih 'lugu' seperti di poin sebelumnya, pasti ada juga yang sudah mengenal seks sejak lama, tapi belum ingin menikah dan malah menggunakan keahliannya di atas ranjang untuk menjerat laki-laki! Mungkin untuk mendulang uang atau hanya sekadar senang mempermainkan perasaan para pria, jenis wanita  ini memiliki sejuta cara dan akal untuk memikat kaum adam. Kalau berani bermain api, Anda akan menghabiskan banyak waktu bersenang-senang bersamanya. Tapi, kalau tidak siap hati jadi korban si 'Black Widow', mendingan cepat-cepat ambil langkah seribu menjauh.
Memang tidak mudah mengencani wanita-wanita yang sudah matang. Tapi, semua ada sisi positif dan negatifnya, kok. Pada dasanya, kunci dalam berhubungan dengan kelompok wanita ini adalah komunikasi yang baik dan hubungan Anda dengan si kekasih pun akan baik-baik saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar